Alasan dari judul itu, sebab tulisan ini mengaitkan antara Sikap Negatif dan kebijaksanaan dalam konteks penyelesaian sebuah masalah. Lantas, pertanyaannya, mengapa harus dikaitkan dengan penyelesaian masalah? Karena dunia dipenuhi “masalah”—sehingga menurut ajaran agama samawi—Tuhan menciptakan “pemimpin di muka bumi” yang disebut manusia untuk menyelesaikan problem-problem itu. Maka, tujuan Anda hidup tidak lain untuk menyelesaikan sebuah masalah, baik secara personal atau persoalan yang lebih luas; baik perihal sepele atau kesukaran yang luar biasa; baik penyelesaiannya bersifat sementara atau jangka panjang, tapi yang pasti, kalau tidak dapat menyelesaikan masalah, artinya Anda telah gagal sebagai produk Tuhan yang ditugaskan untuk memimpin muka bumi, sehingga kesimpulannya, kecerdasan untuk menyelesaikan masalah akan menentukan kualitas Anda sebagai “manusia”. Tanpa kualitas, Anda dan saya tak lebih unggul dari binatang gajah di pertunjukan sirkus—yang...
Sebab kerja keras sangat tidak bermanfaat untuk Anda, bahkan—tanpa bermaksud menampik gagasan dari pendidikan umum—cenderung merugikan dari segi self-improvement , profesionalitas, serta efisiensi. Alasannya, kerja keras hanya akan menguras tenaga, memperkecil “proses kreatif” sehingga memperlambat tujuan, dan membuat Anda tidak dapat mengembangkan potensi. Logikanya tenaga yang habis tidak membuat Anda produktif; logikanya pencapaian tujuan yang lambat akan “berakhir menyedihkan” karena—maaf—tidak menutup kemungkinan Anda ditakdirkan mati muda; logikanya bila potensi Anda tidak berkembang, maka Anda hanya hidup bagaikan jalan di tempat. Bayangkan, kalau Anda tetap berprinsip kerja keras dalam kehidupan, Anda akan mengalami tiga kerugian ini. Kalau Anda tetap “bebal” dan melanjutkan kerja keras Anda tanpa dasar ilmu, Anda hanya melakukan hal yang sia-sia, kalau Anda melakukan hal yang sia-sia, Anda tidak akan pernah mencapai tujuan Anda, jika tujuan Anda tidak tercapai, A...